Kita sangat sadar bahwa era keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata. Untuk menghadapinya, kota-kota di Indonesia dituntut lebih berinovasi demi memenangkan persaingan. Persaingan itu antara lain pada kemampuan menarik investasi, wisatawan, penciptaan lapangan pekerjaan, penciptaan produk unggul, ketahanan pangan dan energy, serta supply sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Persaingan Kota Palopo pada MEA bukan hanya seputar Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Sulawesi Selatan. Namun, lebih luas daripada itu, Kota Palopo akan bersaing dengan ribuan kota-kota di 10 negara ASEAN lainnya. Saat ini, kita memang belum merasakan kompetisi yang begitu ketat tersebut. Namun, 5 sampai 10 tahun yang akan datang, ketika generasi muda kita saat ini telah memasuki usia-usia produktif, maka disitulah puncak kompetisi itu.
Dari pandangan manajemen pemasaran, untuk memenangkan pasar investor, wisatawan, dan wirausahawan agar memilih Palopo sebagai tujuan utama, layaknya sebuah produk dagang, kita perlu sebuah merek! Di sinilah peran city branding, saudara!
Mengapa Ini Penting?
Masih ingat dengan slogan “Palopo, The Heart of Sulawesi” yang beberapa tahun lalu digagas sebagai city branding Kota Palopo? Kalau anda sudah lupa, berarti tidak salah jika saya mengatakan bahwa branding ini gagal. Upaya memasarkan Palopo agar mendunia memang tidak gampang. Ia membutuhkan curah pemikiran dan penelitian yang mendalam, pendekatan sosio-ekonomi yang komprehensif dan teknik pemasaran yang tepat. Berangkat dari pengalaman kota-kota lain di Indonesia, city branding adalah hal yang penting . Tidak salah jika city branding Kota Palopo perlu untuk digagas ulang.
Melalui city branding, maka masyarakat luas bisa memahami kota ini secara lebih sederhana. City branding merupakan positioning Kota Palopo, seperti apa gambaran bentuk, kondisi dan orientasi daerah kita ini. Ia dibentuk untuk menjadi ingatan kolektif yang kuat bagi penduduk Palopo sendiri, dan yang lebih utama bagi target pasarnya (market).
Target market Kota Palopo adalah para wisatawan, pedagang dan investor dalam dan luar negeri. Selain itu, target market Palopo juga menyasar SDM yang unggul, para pengembang dan para pembuat event. Kita sebagai penduduk Palopo juga merupakan target market Kota Palopo. Karena, kita adalah konsumen, pengguna jasa ataupun produk-produk Kota Palopo.
Mengapa city branding sangat urgen dilaksanakan oleh Kota Palopo? Sekali lagi, ini merupakan strategi untuk menarik atensi dan gerbang masuk ke Kota Palopo bagi para target market tadi. Ia tidak hanya menjadi alat promosi, melainkan identitas yang memiliki ‘nilai’. Bernilai, karena memiliki substansi yang mampu menjelaskan mengenai kota ini bagi masyarakat luar; dan bernilai, karena ia akan menjadi ciri khas dan kebanggaan bagi penduduknya.
Mulai Darimana?
Untuk melakukan re-branding, kita perlu meningkatkan daya saing kota melalui pembenahan pada manajemen produk, manajemen konsumen dan manajemen merek. Manajemen produk merujuk pada infrastruktur perkotaan; manajemen konsumen pada layanan jasa pemerintah atas kebutuhan penduduknya; dan manajemen merek merujuk pada proses disain branding itu sendiri. Pada aktifitas city branding, yang perlu digaris bawahi adalah city branding harus fokus pada pembangunan kota ini akan diarahkan sebagai kota apa. Apakah sebagai kota wisata, pendidikan, budaya atau pusat perdagangan. Inilah yang harus dirumuskan lebih detail dan tajam.
Pembangunan city branding yang kuat, memang harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang ada. Wali Kota Palopo menyadari hal tersebut. Beberapa waktu lalu, Wali Kota di hadapan civitas akademika Universitas Andi Djemma telah menawarkan sebuah city branding untuk dikaji lebih lanjut. Tidak hanya terbatas pada nama tersebut, namun Wali Kota membuka ruang untuk di explore lebih jauh. Oleh karena itu, saatnya-lah akademisi, konsultan marketing dan perencana ekonomi perkotaan untuk urung rembuk memberi sumbang saran atas gagasan awal Wali Kota tersebut. Kalau perlu, city branding Kota Palopo disayembarakan. Kita harus bergerak dengan tempo yang cepat untuk meraih peluang memenangi kompetisi di era pasar bebas ASEAN ini. Kalau bukan sekarang, kapan lagi kota kita akan dikenal dunia?